Kopi adalah sajian yang paling populer di dunia. Di samping memiliki kandungan Kafein yang dapat membangkitkan inspirasi dan rasa segar pada tubuh, juga mampu meningkatkan kesehatan. Bagi kalangan santri, kopi menjadi teman hidup sehari-hari kalau tidak dikatakan sebagai kebutuhan. Secara khusus, hukum meminum kopi telah menjadi topik yang menarik dalam diskusi-diskusi di Pojok Kopi 26. Salah satu sudut pandang yang diwarnai dan diperkaya dengan berbagai ragam pengetahuan dan pengalaman.
The Coffee Lovers
Para pecinta kopi di Indonesia pada umumnya adalah dari kalangan santri-santri pondok pesantren. Seorang teman dari Swedia memberi ungkapan “Ngopi until drug” untuk penggila kopi itu, ketika ia berkunjung ke sebuah pondok pesantren.
Namun demikian, kopi juga menjadi sajian utama bagi masyarakat desa pada umumnya, terutama menjelang atau bekal selama berada di kebun atau pematang sawah. Kopi akan tetap tersimpan di dalam sebuah termos untuk menjaga kehangatannya.
Begitu pula bagi sopir-sopir jarak jauh yang akan membekali diri dengan setermos kopi.
Kopi menjadi salah satu gaya hidup yang menarik. Hampir di setiap pojok-pojok kota dan tempat-tempat wisata akan terlihat sebuah warung kopi. Dan, sebuah warung makan tidak akan segan-segan menera kopi di antara lembar-lembar menu makanan.
Kopi menjadi teman yang asik untuk dinikmati dengan hidangan makanan roti atau umbi-umbian. Tidak lengkap jika memakan ketela pohon umpamanya tanpa disertai dengan kopi.
Bagi kalangan-kalangan yang sibuk dengan acara-acara rapat, seminar, atau gathering, kopi menjadi minuman penyerta yang seolah wajib. Hal ini akan memberi semangat baru manakala menemukan kepenatan di dalam ruangan. Baik bagi yang pecinta kopi atau bukan, mereka akan memilih kopi sebagai alternatif pilihan yang diminati.
Dengan demikian, ada banyak cerita yang dapat dihadirkan dari secangkir kopi.
Santri dan Kopi
Di pesantren-pesantren, kopi merupakan bagian dari gaya hidup yang tak terpisahkan. Kebiasaan para santri yang menghuni asrama-asrama pondok pesantren, juga penjaga mesjid atau mushalla di kampung-kampung akan menyediakan kopi sebagai teman melekan pada malam hari.
“Kopi dapat meningkatkan kecerdasan dan hafalam”, demikian ungkap para santri. Dengan kopi, mereka akan menghafal beribu-ribu bait syair yang menjadi prioritas belajar di pesantren.
Pojok Kopi 26 merupakan hiasan pernak pernik kehidupan yang penuh canda di pesantren-pesantren. Disajikan dalam balutan yang eksentrik di kekinian. Budaya dan tradisi meminum kopi diangkat ke dalam satu konsep yang menarik, terutama akan menghadirkan sesuatu yang baru di dalam menikmati hidangan kopi, seperti tokoh-tokoh nasional dan para sosialita yang mengkhususkan diri untuk mengudar kepenatan guna mengendorkan urat-urat saraf yang menegang.
Pojok Kopi 26 dapat dijumpai di sudut-sudut kota dan desa-desa yang akan terjadwal dan terkonsep secara berbeda.
Rumah Inspirasi
Pojok Kopi 26 merupakan rumah inspirasi yang menyajikan kopi-kopi berkelas dunia beserta menu-menu kuliner Nusantara. Konsep Rumah Inspirasi akan menggabungkan pola-pola profesional yang dihadirkan secara bersahaja bagi kalangan biasa. Juga, akan menjadi sarana-sarana komunikasi antar komunitas dan masyarakat di dalam mengembangkan khazanah kekayaan Nusantara. Literasi, persahabatan, persaudaraan, dan jejaring akan memperluas dan memperkuat jalinan ikatan emosional dan setara.
Trenggalek, 15 Mei 2019.
M. Sakdillah: author, director, and culture activities.